Langsung ke konten utama

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI DAN KLASIFIKASI TANAH

I.              PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Menurut  Verstappen  (1983)  Geomorfologi  merupakan  ilmu  pengetahuan  tentang bentuk  lahan pembentuk  muka  bumi,  baik  di  atas  maupun  di  bawah  permukaan  air laut, dan  menekankan  pada  asal  mula  dan  perkembangan  di  masa  mendatang  serta konteksnya dengan lingkungan.
Geomorfologi adalah ilmu  yang mempelajari tentang bentuk muka bumi; genesis, proses  terjadinya  serta  karakteristik  yang  ada  di  permukaan  bumi.  Geomorfologi  mengutamakan bentukan yang ada sekarang,   namun      perlu   mempelajari   sejarah pembentukannya  (Thornbury,  1954).  Oleh  karena  ini dalam  prinsip  geomorfologi dikenal  istilah thepresent  is    key  to  the  past.  Hasil proses  sekarang,  sama  dengan hasil proses massa lampau, jika tenaga sama, sehingga hasil proses sekarang dapat digunakan untuk mengetahui proses masa lampau. Geomorfologi terapan merupakan suatu kajian ilmu yang menganalisis gejala alam fisik berupa bentuk permukaan bumi (bentuk  lahan)  serta  aplikasinya  termasuk  dalam  bidang  rekayasa/  rancang  bangun untuk kepentingan tertentu berdasarkan karakteristiknya. 
Berdasarkan  definisi definisi/pengertian  di  atas  menjadi  semakin  jelas  bahwa obyek     kajian     utama     dari     Geomorfologi     adalah     bentuk     lahan.     Dalam perkembangannya Geomorfologi  diaplikasikan  dalam  berbagai  bidang  kehidupan, sehingga   melahirkan   berbagai   spesialisasi   Geomorfologi,   seperti:Geomorfologi Teknik;   Geomorfologi   Sumberdaya;   Geomorfologi   Lingkungan;   Geomorfologi Dinamik dan sebagainya.
Untuk dapat dilakukan penggambaran yang mewakili suatu relief dalam suatu bidang peta, perlu dilakukan pemodelan  dalam  bentuk  obyek  peta  berupa  garis  yang  kontinyu  disebut  garis  kontur.  Garis  kontur didefinisikan  sebagai  garis  khayal  yang  menghubungkan  setiap  titik  pada  ketinggian  yang  sama.  Pada pengertian garis kontur di atas  dapat dijelaskan bahwa  sifat dari salah satu garis kontur tersebut memiliki nilai ketinggian yang tunggal. Untuk merepresentasikan seluruh bentuk relief dalam bentuk gambaran garis kontur  dalam  suatu  peta,  perlu  dilakukan penggambaran  beberapa  garis  kontur    yang  memiliki  ketinggian yang  berbeda  dengan  garis  kontur  disebelahnya  berdasarkan  nilai  tinggi  yang  berurutan.  Dengan  adanya nilai tinggi dari garis kontur yang berurutan dengan garis kontur lainnya berarti terdapat suatu besaran yang membatasi   antara  dua kontur tersebut,  yang dinamakan interval  kontur. Jadi,  interval  kontur adalah jarak tegak antara  dua  garis  kontur  yang  berdekatan  atau  jarak  antara  dua  bidang  mendatar  yang  berdekatan. Garis kontur pada suatu peta merupakan proyeksi pada serangkaian titik pada ketinggian yang sama secara tegak lurus (ortogonal) pada bidang datar (peta).

1.2  Tujuan praktikum

1.    Mengenal peta topografi, garis kontur, sifat garis kontur, pola kontur, kemiringan lereng, panjang lereng, dan bentuk lereng.
2.    Mampu membuat peta topografi berdasarkan data titik-titik ketinggian
3.    mampu membuat peta kontur dengan menggunakan software computer secara mandiri.
4.    Mampu membuat interpretasi bentuk bentang alam berdasarkan peta topografi.
5.    Mampu membuat deskripsi satuan geomorfologi kualitatif dan kuantitatif.

1.3  Manfaat praktikum
1.    Mahasiwa mengenal peta topografi, garis kontur, sifat garis kontur, pola kontur, kemiringan lereng, panjang lereng, dan bentuk lereng.
2.    Mahasiswa mampu membuat peta topografi berdasarkan data titk-titik ketinggian.
3.    Mahasiswa mampu membuat peta kontur dengan menggunakan software komputer secara mandiri.
4.    Mahasiswa membuat interpretasi bentuk bentang alam berdasarkan peta topografi.
5.    Mahasiwa mampu membuat deskripsi satuan geomorfologi kualitatif dan kuantitatif  berdasarkan analisis peta topografi.




II.            ALAT / BAHAN / SARANA PENDUKUNG

a.      Personal Computer 
b.      Software Surfer v.15
a.      Lembar peta plot titik ketinggian,
b.      pensil teknis,
c.      penggaris,


III.           METODA
Ploting ketinggian secara manual mmenggunakan software Surfer v.15

  IV.        HASIL PENGAMATAN

Gambar 1. Plot titik ketinggian



Gambar 2. Peta Kontur

Gambar 3. Peta Penampang U-S



No.
Y
X
Kemiringan %
Keterangan
I.
3,37
4,23
79,7%
Sangat Terjal
II.
3,28
4,66
70%
Sangat Terjal
III.
0,45
1,75
25,7%
Berbukit Tersayat Halus
IV.
0,85
1,64
51,8%
Berbukit Tersayat Halus





Gambar 4. Peta Penampang B-T




No.
Y
X
Kemiringan %
Keterangan
I.
2,22
2,2
100%
Sangat Terjal
II.
1,3
1,09
119%
Sangat Terjal
III.
4,18
2,33
179%
Sangat Curam
IV.
0,21
1,19
17,6%
Miring
V.
0,42
0,79
53%
Berbukit Tersayat Halus
VI.
1,3
1,32
98,5%
Sangat Terjal
VII.
0,45
0,66
68,2%
Sangat Terjal
VIII.
3,76
1,61
233,5%
Sangat Curam
IX.
1,27
2,36
53,8%
Berbukit Tersayat Halus
X.
0,29
1,06
27%
Berbukit Tersayat Halus


Gambar 5. 3D Surface


Gambar 6. 3D Wireframe With Watersheed



DESKRIPSI
Topografi merupakan tanda fisik  dari daratan. Peta topografi adalah  peta yang mewakili dari bentuk, ukuran, posisi dan hubungan dari pengenal fisik dari suatu area. Mencakup pegunungan , bukit, lembah dan sungai . kebanyakan peta topografi juga menamp[ilkan hasil budaya dari suatu wilayah  seperti batas wilayah, kota, rumah, jalan dan tanda-tanda semacamnya. Peta topografi digunakan dilaboratorium untuk pengmatan dan analisis dari proses-proses geologi yang perubahannya secara konstan dari muka bumi. Beberapa pengertian ( definisi) yang berhubungan dengan peta topografi antara lain Elevasi atau Altitude yang berarti jarak vertikal  satu titik dengan bidang datum.
Berdasarkan dari bentuk gambar peta kontur diatas, gambar tersebut menggambarkan suatu area berkawasan perbukitan, terdapat 3 bentuk bukit yang menonjol dengan memiliki ketinggian yang berbeda, pada bukit tertinggi memiliki ktinggian 3mdpl dan pada bukit kedua  hanya memiliki ketinggian 180mdpl. Dan pada bukit ketiga memiliki ketinggian yang berkisar sekitar 260mdpl.




Tabel 1.  Hubungan penggunanaan lahan dengan sudut lereng secara optimum

Penggunaan atau aktifitas

Kelas sudut lereng (%)
0-3
3-5
5-10
10-15
15-30
30-70
> 70
Rekreasi umum
+
+
+
+
+
+
+
Bangunan terhitung
+
+
+
+
+
+
+
Penggunaan kota umum
+
+
+
+



Jalan urban / kota
+
+
+




Pusat perdagangan
+
+





Jalan raya / tol
+
+





Lapangan terbang
+






Jalan kereta api
+






Jalan lain
+
+
+
+
+
< 45

Kawasan pertanian
+
+
+
+
+
+
+
Kawasan industri
+
+





Kawasan pariwisata
+
+
+
+
+
+
+
Kawasan pemukiman
+
+
+





Penggunaan suatu lahan harus disesuaikan dengan potendi dari lahan tersebut. daerah dengan kemiringan lereng merupakan salah satu yang harus diperhatikan. Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa kelas atau tingkat kelerengan menentukan suatu bentang alam kawasan tersebut. kelas lereng yang mempunyai tanda + menunjukan lahan tersebut mampu untuk dijadikan bentang alam tersebut. Apabila suatu lahan yang di alih fungsikan mejadi sesuatu yang tak mampu ditopangnya maka terjadilah suatu degradasi lahan yang dapat mengakibatkan lahan tersubut tidak optimum penggunaannya dan bahwan berdampak ke area lain seperti daerah dibawahnya.
Tata guna lahan adalah suatu upaya dalam merencanakan penggunaan lahan dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk penghususan fungsi-fungsi tertentu, misalnya fungsi pemukiman, perdagangan, industri, dll. Rencana tata guna lahan merupakan kerangka kerja yang menetapkan keputusan-keputusan terkait tentang lokasi, kapasitas, dan jadwal pembuatan jalan, saluran air bersih dan air limbah, gedung sekolah, pusat kesehatan, taman, pusat-pusat pelayanan serta fasilitas umum lainnya.  Tataguna lahan merupakan salah satu faktor penentu utama dalam pengelolaan lingkungan.
Berbagai tipe penggunaan lahan dijumpai di permukaan bumi, masing-masing tipe mempunyai kekhususan tersendiri. Tipe penggunaan lahan secara umum meliputi pemukiman, kawasan budidaya pertanian, padang penggembalaan, kawasan rekreasi dan lainnya. Badan Pertanahan Nasional mengelompokkan jenis penggunaan lahan sebagai berikut : (1) pemukiman, berupa kombinasi antara jalan, bangunan, tegalan/pekarangan, dan bangunan itu sendiri (kampung dan emplasemen); (2) kebun, meliputi kebun campuran dan kebun sayuran merupakan daerah yang ditumbuhi vegetasi tahunan satu jenis maupun campuran, baik dengan pola acak maupun teratur sebagai pembatas tegalan; (3) tegalan merupakan daerah yang ditanami umumnya tanaman semusim, namun pada sebagian lahan tak ditanami dimana vegetasi yang umum dijumpai adalah padi gogo,singkong, jagung, kentang, kedelai dan kacang tanah;(4) sawah merupakan daerah pertanian yang ditanami padi sebagai tanaman utama dengan rotasi tertentu yang biasanya diairi sejak penanaman hingga beberapa hari sebelum panen;(5) hutan merupakan wilayah yang ditutupi oleh vegetasi pepohonan, baik alami maupun dikelola manusia dengan tajuk yang rimbun, besar serta lebat; (6) lahan terbuka, merupakan daerah yang tidak terdapat vegetasi maupun penggunaan lain akibat aktivitas manusia; (7) semak belukar adalah daerah yang ditutupi oleh pohon baik alami maupun yang dikelola dengan tajuk yang relatif kurang rimbun (Widyaningsih, 2008).
Berdasarkan dari bentuk topografi yang ada, pada lahan yang memiliki kategori sangat terjal dan sangat curam pada wilayah tersebut tergolong pada wilayah yang dilindungi maka dari itu tidak dianjurkan pada area tersebut digunakan untuk kegiatan perekonomian bahkan digunakan sebagai wilayah perindustrian dikarenakan pada daerah tersebut merupakan wilayah yang rawan longsor.







V.            KESIMPULAN


Berdasarkan praktikum ini dapat disimpulkan adalah:
1.   Satuan geomorfologi dapat menentukan bentang alam dari suatu kawasan.
2.   Dilihat dari peta kontur dapat melihat bentang alam atau topografi suatu kawasan.
3.   Kemiringan lereng menentukan kemampuan sautu lahan.
4.    Peta kontur yang ada pada gambar menunjukan kawasan perbukitan dengan keyinggian maksimum 300 m dpl dan kelerengan yang sangat terjal. kawasan tersebut di bagi menjadi 3: kawasan hulu (perbukitan) berdasarkan kemampuannya dapat dijadikan sebagai daerah tangkapan air yaitu vegetasi hutan lindung. Kawasan tengah (perbukitan rendah) berdasarkan kemampuannya dapat dijadikan lahn hutan inudtri maupun budidaya semusim, dan kawasan hilir (dataran rendah) dapat dijadikan lahanbudibaya tanaman semusim maupun perkotaan.
















Komentar

Postingan populer dari blog ini

adanya keberadaan SIG di muka bumi

www.upnjatim.ac.id agrotekupnjatim.ac.id Apa itu SIG? Apa kelebihannya? Mempunyai banyak kelebihan ? Yuk kita cari tau…. Definisi dari Sistem Informasi Geografis yaitu  suatu sistem untuk mendayagunakan dan menghasil gunakan pengolahan dan analisis data spasial (keruangan) serta data non- spasial (tabular), dalam memperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan, baik yang berorientasi ilmiah, komersil, pengelolaan maupun kebijaksanaan. Berikut adalah beberapa keuntungan penggunaan SIG SIG mempunyai kemampuan untuk memilih dan mencari detail yang diinginkan, menggabungkan satu kumpulan data dengan kumpulan data lainnya, melakukan perbaikan data dengan lebih cepat dan memodelkan data serta menganalisis suatu keputusan. SIG dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik yang dapat digunakan untuk menampilan informasi-informasi tertentu. Peta-peta tematik tersebut dapat dibuat dari peta-peta yang sudah ada sebelumnya,